Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hari Peduli Sampah Nasional

21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional, namun tidak banyak orang menyadari momentum hari ini. Terlihat dari perilaku gaya hidup masyarakat perkotaan yang masih belum sadar dan mengupayakan pengurangan sampah rumah tangganya.

Kementerian Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Lingkungan ini kemudian diperparah dengan peningkatan penduduk, khususnya di kota-kota besar. Volume sampah di Indonesia  sekitar 1 juta meter kubik setiap hari, namun baru 42% di antaranya yang terangkut dan diolah dengan baik. Jadi,  sampah yang tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton, (Bappenas).

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup menyebutkan setiap hari masing-masing orang menghasilkan 2,5 liter sampah, kalkulasikan dengan jumlah penduduk. Jika tidak melalukan diet sampah, Indonesia membutuhkan sekitar 122 tempat sampah sebesar Gelora Bung Karno (GBK) setiap tahun untuk menampung sampah yang tidak terangkut.

Sejarah hari Peduli Sampah ini dicetuskan akibat insiden longsornya Tempat Pembuangan Akhir (Sampah) di Leuwigajah 21 Februari 2005 yang mengubur 143 orang. Hari Peduli Sampah ini perlu dijadikan momentum, khususnya bagi diri sendiri untuk dapat mengubah kebiasaan lama yang boros memproduksi sampah dengan kebiasaan baru berdiet sampah.

Hal-hal kecil yang dapat diupayakan meminimalisir sampah adalah dengan membawa kantong belanja sendiri kemana pun kita pergi. Saat ini kantong belanja semakin stylish dan compact dapat dilipat bahkan dijadikan gantungan kunci

Posting Komentar untuk "Hari Peduli Sampah Nasional"